Dari illustrasi anatomi lebah diatas kita dapat segera tahu bahwa
meskipun madu dikeluarkan dari perut lebah (di dalam Al Qur’an
disebutkan di Surat An Nahl Ayat 69 ”….Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya…”),
namun ternyata madu ditempatkan di tempat khusus dalam perut lebah yang
disebut perut madu (honey stomach, honey sac atau crop) yang terpisah
dari perut besar lebah (large intestine atau stomach). Di dalam perut
madu tersebutlah proses penguraian gula
komplek (disakarida) diubah
menjadi gula sederhana atau mono sakarida.
Sering terjadi
kesalah pahaman di masyarakat seolah madu adalah kotoran lebah karena
berasal dari perut lebah. Madu bukanlah kotoran lebah meskipun dalam
prosesnya melalui perut lebah. Honey sac yang berada di perut
lebah sebenarnya lebih merupakan tempat penyimpanan khusus untuk madu
selama perjalanan lebah pekerja dari tempat pengambilan nectar sampai ke
sarangnya. Selanjutnya nectar yang mayoritas berupa gula disakarida
dalam bentuk sukrosa mengalami proses fisika dan kimia sekaligus selama
perjalanannya di perut lebah dan dilanjutkan di sarang lebah.
Nectar
yang diambil dari bunga-bunga tanaman mengandung gula dan kadar air
yang tinggi (sekitar 60%), untuk menjadi madu kadar air ini harus
diturunkan secara significant menjadi sekitar 20 % atau bahkan lebih
rendah lagi. Proses fisika penurunan kadar air ini mulai terjadi pada
saat lebah menjulurkan lidahnya (proboscis) untuk memindahkan Madu
sedikit demi sedikit dari dalam perut madu (honey sac) ke sarang lebah.
Didalam sarang lebah kadar air terus diturunkan lebih lanjut dengan laju
penurunan yang lebih tinggi melalui putaran sayap-sayap lebah yang
terus menerus mensirkulasikan hawa hangat ke seluruh ruangan dalam
sarang lebah.
Proses kimia dari nectar menjadi Madu terjadi di dalam perut lebah ketika enzym invertase
mengubah sukrosa (disakarida) menjadi glukosa dan fruktosa yang
keduanya merupakan monosakarida seperti ditunjukkan di ilustrasi di
samping.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar