Wisata gunung kawi memang myimpan banyak misteri bagi pengunjung yang datang ke gunung ini.selain mempunya ke indahan alam yang sangat mempesona untuk menyejukkan mata gunung ini juga menyimpan mistik bagi masyarakat khususnya masyarakat Tionghoa.disana terdapat makam yang diyakini adala makam Eyang Sujo dan Eyang Sujo.Yang dimakamkan dalam satu liang lahat di pesarean Gunung Kawi ini?
Menurut Soeryowidagdo (1989), Eyang Jugo atau Kyai Zakaria II dan Eyang
Sujo atau Raden Mas Iman Sudjono adalah bhayangkara terdekat Pangeran
Diponegoro. Pada tahun 1830 saat perjuangan terpecah belah oleh siasat
kompeni, dan Pangeran Diponegoro tertangkap kemudian diasingkan ke
Makasar, Eyang Jugo dan Eyang Sujo mengasingkan diri ke wilayah Gunung
Kawi ini.
Semenjak itu mereka berdua tidak lagi berjuang dengan
mengangkat senjata, tetapi mengubah perjuangan melalui pendidikan.
Kedua mantan bhayangkara balatentara Pangeran Diponegoro ini, selain
berdakwah agama islam dan mengajarkan ajaran moral kejawen, juga
mengajarkan cara bercocok tanam, pengobatan, olah kanuragan serta
ketrampilan lain yang berguna bagi penduduk setempat. Perbuatan dan
karya mereka sangat dihargai oleh penduduk di daerah tersebut, sehingga
banyak masyarakat dari daerah kabupaten Malang dan Blitar datang ke
padepokan mereka untuk menjadi murid atau pengikutnya.
Setelah
Eyang Jugo meninggal tahun 1871, dan menyusul Eyang Iman Sujo tahun
1876, para murid dan pengikutnya tetap menghormatinya. Setiap tahun,
para keturunan, pengikut dan juga para peziarah lain datang ke makam
mereka melakukan peringatan. Setiap malam Jumat Legi, malam eninggalnya
Eyang Jugo, dan juga peringatan wafatnya Eyang Sujo etiap tanggal 1
bulan Suro (muharram), di tempat ini selalu diadakan erayaan tahlil
akbar dan upacara ritual lainnya. Upacara ini iasanya dipimpin oleh
juru kunci makam yang masih merupakan para keturunan Eyang Sujo.
Galeri Gunung Kawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar