Jumat, 12 Oktober 2012

Bupati Malang Amati PLTH Temuan Warga Pujon

Slamet Hariyanto dan PLTH temuannya
Sumber gambar: Tempo
Bupati Malang Rendra Kresna mengaku sangat kagum akan temuan Pembangkit Listrik Tenaga Hampa (PLTH) oleh seorang warga Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Ia bahkan memutuskan untuk membeli satu unit PLTH warganya itu meski belum ada kejelasan tentang kepastian dasar teknologi yang digunakan, Ngalamers. Kabarnya, Bupati Malang itu berniat untuk menjadikannya sebagai pameran.
Kunjungan Bupati Rendra Kresna ke kediaman Embing (Penemu PLTH) dilakukan pada Rabu (25/7/2012). Saat itu Rendra Kresna didampingi oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Budi Iswoyo. Mereka nampak terkagum-kagum saat mengamati generator PLTH di dalam rumah Slamet yang sederhana dengan dinding bambu. Pada kunjungan tersebut, Rendra Kresna berjanji akan membantu memperjuangkan hak paten temuan PLTH tersebut.
Penemu PLTH yang dikagumi Bupati Malang itu bernama asli Slamet Hariyanto, warga Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Pria yang akrab disapa Embing ini mengaku bahwa dirinya hanya seorang lulusan SD, Ngalamers. Namun, pria dengan latar belakang tukang servis dinamo itu berhasil menciptakan, membangun, bahkan menjual generator pembangkit listrik swadaya yang disebutnya PLTH. Embing kini telah memproduksi ciptaannya hingga ratusan buah dan sudah mulai dijual ke luar Pulau Jawa, Ngalamers.
PLTH itu berupa satu unit generator berbentuk kotak berukuran 1 x 1 x 1 meter. Generator PLTH itu dijelaskan bisa memproduksi listrik 2000 watt. Bentuk fisiknya di bagian atas terlihat serupa dengan pembangkit listrik tenaga matahari. Hanya saja, sumber tenaganya berasal dari karbon monoksida yang berasal dari arang batok kelapa yang ditempelkan pada panel sel surya. Tanpa sumber tenaga apapun, tanpa panas matahari, tanpa suara, tanpa tenaga alam mekanik, alat itu bisa memproduksi listrik. Listrik lalu disalurkan pada kapasitor ukuran besar, sebelum disalurkan ke peralatan rumah tangga pengkonsumsi listrik.
Pak Slamet Hariyanto asal Malang ini sudah berhasil membuktikan bahwa gelar bukanlah dasar untuk bisa menciptakan suatu mahakarya yang sangat bermanfaat. Kapan nih giliran Ngalamers? Laughing
Sumber: Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar