Selasa, 18 September 2012
cerita hot
Mau"kan kamu mijit Bapak lagi ? Pegal2 nih kan udah seminggu"? "Bisa
Pak, jam berapa Bapak pulang ? "Sekarang"? "Baik Pak, tapi saya mau
mandi dulu"? Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya.
"Maaf Pak, tadi baru mandi " Kata Tini tergopoh-gopoh. Ah, penisku
mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa
bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia
tak memakai BH. Mungkin buru-buru. "Engga apa-apa. Bisa mulai ? "Bisa
pak" saya ganti baju dulu"? Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu
gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta
pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana,
penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu
diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning
cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah
sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai
benar dengan bersih kulitnya. Dada itu kelihatan makin menonjol saja.
Penisku berdenyut. "Siap Tin"? "Ya pak"? Dengan hanya berbalut handuk,
aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak
kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian
belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau
memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar2 bugil
sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat
bahuku. Selama telungkup ini, penisku berganti-ganti antara tegang dan
surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol
basa-basi dan ’serius"?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.
"Depannya Pak"? Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang
bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang
surut. Tini melirik penisku, lagi2 hanya sekilas, sebelum mulai
mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku
akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai
menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah
tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah
pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam
kondisi siap tempur. "Kenapa Tin ? Aku mulai iseng bertanya. "Ah" engga
"katanya sedikit gugup."?Cepet bangunnya "hi ..hi..hi.."? katanya sambil
ketawa polos. "Iya dong". Kan masih sip kata kamu"? Ada bedanya lagi.
Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini
dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda2 dia
akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu,
mengingat"kesetiaan"?nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih
sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan. Jadi aku tak
sempat"mendaki"?, cuman" pengin menyetubuhinya ! "Udah. Benar2 masih
sip, Pak"? "Mau coba sipnya ? kataku tiba2 dan menjurus. Wajahnya
sedikit berubah. "Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama
pembantu"? "Engga apa-apa" asal engga ada yang tahu aja ”? Tini diam
saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya
rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya. Antara
2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan
daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh". Aku mampu
bertahan engga nih". Apakah aku akan melanggar janjiku ? Seperti minggu
lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusap-usap pantatnya yang padat
dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan
sopan. Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski
dihindari berkali-kali. Lama2 Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku
tak hanya mengusap tapi mulai meremas-remas pantat itu, Tini tak
ber-reaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut
walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengelus-elus pahanya.
Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan
nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah
apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang
? Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah
dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku
menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat. Tangan kananku
yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu. "Paak "
Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku. Okelah, untuk sementara aku
nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu.
Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat
atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya. Yang penting : Dia
tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas
kulepas, lalu jariku menyusup. Benar2 daging padat. Tak ada reaksi.
Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak
tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BH-nya, Ah" putting
dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya.
"Bapak kok nakal sih " Katanya, dan ”.. tiba-tiba dia merebahkan
tubuhnya ke dadaku. Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku
akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat2 lalu
kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing
blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu
terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium
belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada
wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih. Kuturunkan tali Bhnya
sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan
mulutku."Aaahhffffhhhhh". Paaaaak"? rintihnya. Tak ada penolakan. Aku
pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke
lantai. Kulepaskan kaitan BH-nya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan
kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku
menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2
lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku.
Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan
mulai menarik CD-nya "Jangan Pak".” Kata Tini terengah sambil mencegah
melorotnya CD. Wah" engga bisa dong" aku udah sampai pada point
no-return, harus berlanjut sampai hubungan kelamin. "Engga apa-apa Tin
ya". Bapak pengin". Badan kamu bagus bener ”? Waktu aku membuka Cdnya
tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa
dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CD-nya hingga lepas sama
sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang
lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu
apa lagi. Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua
pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu,
lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya. "Auww". Pelan2 Pak".
Sakit".!"? "Bapak pelan2 nih ”? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di
mulut vaginanya. "Bapak sabar ya". Saya udah lamaa sekali engga gini ”?
"Ah masa ”? "Benar Pak"? "Iya deh" sekarang bapak masukin lagi ya".
Pelan deh.."? "Benar Bapak engga bilang ke Ibu"kan ? "engga dong" gila
apa"? Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol.
Kugeser-geser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya.
Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan. "Aaghhhhfff"? serunya, tapi
tak ada penolakan kaya tadi "Sakit lagi Tin " Tini hanya menggelengkan
kepalanya. "Terusin Pak"perlahan"? sekarang dia yang minta. Aku menekan
lagi. AH" bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosok-gosok
lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si
Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya
masing-masing. Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu
juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di
vagina Tini yang sempit itu. Benar2 penisku terasa dijepit. Aku menarik
penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini
dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke
ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya
dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan.
Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari
tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar.
Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan
cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung2 dinding
vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan
isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang
walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki
oleh suaminya dan aku sendiri. Aku masih memompa. Masih bervariasi
kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba2 Tini menggerak-gerakan
tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram
punggungku kuat-kuat sambil menjerit, benar2 menjerit ! Dua detik
kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan
penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana. Ohh" nikmatnya"..
Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya
rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas".
Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki. "Paaak"
ooohhhh".."? "Kenapa Tin ”? "Ooohh sedapnya ”? Lalu diam, hening dan
tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur.
Tini menangis ! "Kenapa Tin ”? Air matanya mengalir. Masih menangis.
Kaya gadis yang baru diperawani saja. ’saya berdosa ama Ibu"? katanya
kemudian "Engga apa-apa Tin".. Kan Bapak yang mau"? "Iya .. Bapak yang
mulai sih. Kenapa Pak ? Jadinya saya engga bisa menahan " Aku diam saja.
"Saya khawatir Pak " "Sama Ibu ? Bapak engga akan bilang ke siapapun"?
"Juga khawatir kalo" kalo ”? "Kalo apa Tin ? "Kalo saya ketagihan " "Oh"
jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal
bilang aja"? "Ya itu masalahnya"? "Kenapa ? "Kalo sering2 kan lama2
ketahuan .."? "Yaah" harus hati2 dong"? kataku sambil mulai lagi
menggoyang. Kan aku belum sampai. "Ehhmmmmmm" reaksinya. Goyang terus.
Tarik ulur. Makin cepat. Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat.
Aku merasakan hampir sampai di puncak. "Tin " "Ya" Pak " "Bapak".
hampir". sampai ”? "Teruus" Pak"? "Kalo".. keluar ”.gimana ?
"Keluarin"..aja ” Pak"… Engga". apa-apa"? "Engga".. usah ” dicabut"?
"Jangan".. pak ”. aman".. kok"? Aku mempercepat genjotanku. Gesekan
dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki
puncak. Kubenamkan penisku dalam2 Kusemprotkan maniku kuat2 di dalam.
Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas. Beberapa menit berikutnya
kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa. Suatu
nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan
tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memang"gurih"?,
dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa
resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ? "Tin " "Ya .. Pak"? "Makasih
ya" benar2 nikmat"? "Sama-sama Pak. Saya juga merasakan nikmat"? "Masa
.."? "Iya Pak. Ibu benar2 beruntung mendapatkan Bapak"? "Ah kamu ”?
"Baner Pak. Sama suami engga seenak ini"? "Oh ya ”? "Percaya engga Pak".
Baru kali ini saya merasa kaya melayang-layang ”? "Emang sama suami
engga melayang, gitu"? "Engga Pak. Seperti yang saya bilang" punya Bapak
bagus banget"? "Katamu tadi". Udah berapa lama kamu engga begini .."?
"Sejak".ehm".. udah 4 bulan Pak"? "Lho". Katanya kamu udah cerai 5
bulan"? "Benar ”? "Trus ? "Waktu itu saya kepepet Pak"? "Sama siapa"?
"Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja
di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus"? "Cerita dong semuanya"?
"Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar,
masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia
ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte
dekat sini, hari Sabtu jam 10.00. Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya
mau, akan dikasih lagi sebesar itu"? "Trus ? "Saya waktu itu benar2
butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau"?
"Pernah sama tamu yang lain ? "Engga pernah Pak. Habis itu trus saya
langsung berhenti"? "Kapan kamu terakhir"main" ? "Ya itu" sama tamu yang
nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu
sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah"?main"?, sampai barusan
tadi sama Bapak ”. Enak banget barusan ” kali karena udah lama engga
ngrasain ya"Pak" atau emang punya Bapak siip banget"hi..hi.."? Polos
banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin
engga menyadari bahwa dia punya vagina yang"legit"?, lengket-lengket
sempit, dan seret."Kamu engga takut hamil sama tamu itu ? "Engga.
Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat
KB). Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang. Bapak takut saya
hamil ya"? Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa
dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil". "Jam berapa Pak
? "Jam 4 lewat 5"? "Pijitnya udah ya Pak". Saya mau ke belakang dulu"?
"Udah disitu aja"? kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam
kamarku. Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih
telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul
lagi. Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya.
Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BH-nya.
Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun
lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup
buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CD-nya, tangannya kupegang,
kuremas. "Bapak pengin lagi, Tin"? "Ah" nanti Ibu keburu dateng , Pak"?
"Masih ada waktu kok"? "Ah Bapak nih" gede juga nafsunya"? katanya, tapi
tak menolak ketika BH nya kulepas lagi. Sore itu kembali aku menikmati
vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah
tanggaku".. Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh
acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini
sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu
menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku.
Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia
mulai"berani"? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia
meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah
dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah,
artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung
pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu
kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung
saja kita main di sofa ruang tamu ”. Tamat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar